Teori penggunaan otak tengah banyak dilakukan di Rusia, dan mulai berkembang di Jepang sejak 40 tahun silam. Kemudian latihan ini dipraktikkan di Malaysia sejak lima tahun lalu, dan masuk Indonesia menjelang akhir 2009. Sayangnya, di Indonesia malah mengarah pada hal-hal magic. Ada seorang ibu yang ingin membuat otak tengah anaknya bekerja agar bisa menebak apa yang dilakukan orang lain yang berada dalam jarak jauh, seperti ilusionis. Bekerjanya otak tengah memang mampu membuat anak melakukan hal itu, namun bukan itu yang utama dari kerja otak tengah.
Otak tengah, bagian dari otak. Otak tengah atau mid brain (mesencephalon) merupakan suatu bagian dari otak. Bagian ini relatif pendek dan menjadi penghubung antara otak depan (fore brain) dengan otak belakang (hind brain). Menurut dr. Arman Yurisaldi S,M.S., SpS, dokter spesialis syaraf dan penulis buku “Mengungkap Misteri Otak Tengah”, secara anatomik otak tengah memang hanya sebagai penghubung, bukanlah pemain utama. Tapi otak tengah dikenal paling rumit fungsi dan rangkaiannya. Dan secara fungsional harus bekerja sama dengan bagian anatomi otak yang lain, yaitu sistem limbik yang akan menghantarkan impuls-impuls elektrik otak. Penulis buku “Dahsyatnya Otak Tengah”, Hartono Sangkanparan menambahkan bahwa otak tengah yang berfungsi sebagai ‘master controller’ ini juga dapat mengendalikan kegiatan otak kanan dan kiri. Dan bila ada gangguan pada daerah otak tengah ini, bisa mengakibatkan terganggunya kesadaran.
Bedanya dengan otak kanan dan otak kiri. Keberadaan otak kanan dan otak kiri baik dalam dunia kedokteran maupun masyarakat memang sudah lebih dikenal dibandingkan otak tengah. Otak kiri bertugas untuk berpikir nalar, menganalisa, berbahasa, dan berhitung. Singkatnya, otak kiri bertanggung jawab terhadap IQ (Intellegence Quotient) seseorang. Sedangkan otak kanan bertugas dalam hal emosi, daya intuisi, kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, dan kepribadian. Otak kanan bertanggung jawab kepada EQ (Emotional Quotient). Anda tentu setuju bila tidak semua anak mampu mengaktifkan kedua otak tersebut secara bersamaan. Bahkan pendidikan di Indonesia cenderung mengutamakan otak kiri demi mendapatkan anak-anak yang cerdas. Dengan adanya otak tengah, otak kanan dan otak kiri bisa aktif secara bersamaan. Otak tengah bertugas ‘membangunkan’ salah satu otak tersebut sehingga otak kanan dan otak kiri dapat berjalan seimbang dan maksimal.
Otak tengah bekerja sejak masih janin atau teraktivasi 100% sejak janin di dalam kandungan. Masih ingat pada adegan bermain dengan janin, mengarahkan cahaya senter ke perut kemudian janin merespon? “Itu bukti kalau otak tengah sedang bekerja,” ungkap Hartono. Setelah bayi lahir, otak tengah perlahan-lahan tertutup. Menurut Hartono, sampai usia anak 5 tahun, otak tengahnya akan tertutup secara fungsi hingga 10-15% akibat kondisi lingkungan, yaitu tekanan-tekanan yang bisa memunculkan perasaan sedih.
Mengaktivasi otak tengah dilakukan secara ilmiah, dengan menggunakan gelombang otak Alpha. Rani Chaerani, Mpd, trainer otak tengah, menjelaskan bahwa gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah sebagai gelombang otak yang muncul dominan pada saat manusia dalam keadaan rileks. Pada saat itulah otak manusia berada dalam kondisi paling terjaga atau bekerja. Kondisi ini biasanya terjadi pada saat keadaan sebelum tertidur lelap dan sebelum bangun dari tidur.
0 komentar:
Posting Komentar